Thursday, April 11, 2013

Bajamba, Tradisi Makan Bersama Adat Minangkabau

Makan Bajamba, Tradisi Makan Bersama Adat Minangkabau.
Bajamba, sebuah kata yang identik dengan sebuah tradisi adat minangkabau yang hingga kini masih diselenggarakan di ranah minang. Makan bajamba atau makan barapak adalah tradisi makan yang dilakukan oleh masyarakat minangkabau dengan cara duduk bersama-sama dalam satu ruangan atau tempat tertentu yang telah disepakati bersama-sama. Pada umumnya tradisi ini dilangsungkan pada hari-hari besar agama islam, acara adat, atau pertemuan penting lainnya.

Tradisi makan bajamba memiliki makna yang sangat dalam terutama dalam hubungan sosial kemasyarakatan, tradisi ini menandakan rasa kebersamaan tanpa melihat perbedaan status sosial. Ketika makan bajamba diselenggarakan; masyarakat dari berbagai lapisan saling bertemu dan saling bersilaturahmi. Manfaat makan bajamba sangat dirasakan untuk menjaga ukhuwah masyarakat tanpa melihat perbedaan. Dari yang tidak saling mengenalpun, dengan tradisi makan bajamba bisa saling kenal mengenal.


Makan bajamba dapat diselenggarakan dalam suatu ruangan besar atau di luar ruangan yang telah ditentukan; bisa di masjid, aula, bahkan di lapangan. Pada umunya, tradisi makan bajamba diikuti oleh puluhan bahkan ribuan orang. Yang mengikuti tradisi ini dibagi menjadi beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 3 sampai 7 orang. Mereka duduk melingkar mengelilingi satu dulang yang berisikan nasi dengan berbagai macam lauknya.



Makan bajamba terdiri dari dari 3 sampai
dengan 7 orang dalam satu kelompok. 
Makan bajamba biasanya dibuka dengan pagelaran kesenian minang, saling berbalas pantun, dan tentunya diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran. Dan untuk di daerah kota bukittinggi atau kabupaten agam pada umumnya, setiap akhir tahun disisipi acara makan bajamba, biasanya diadakan dalam rangka acara "pulang basamo". Dalam acara ini para perantau dari berbagai daerah saling bertemu sapa dan bersilaturahmi.


Tradisi makan bajamba terbesar yang tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) yaitu makan bajamba di kota Sawahlunto. Tradisi ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun kota Sawahlunto yang ke-123. Dalam catatan MURI, acara ini tercatat sebagai acara makan bersama terbanyak dan terpanjang, karena diikuti oleh 16.322 orang.

Tradisi ini diyakini berasal dari Koto Gadang, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, dan diperkirakan telah ada sejak agama islam masuk ke minangkabau sekitar abad ke-7. Sehingga untuk adab dalam tradisi ini umumnya didasarkan kepada ajaran islam terutama hadits. Beberapa adab dalam makan bajamba yaitu sebagai berikut :

  1. Seseorang hanya boleh mengambil apa yang ada di hadapannya.
  2. Mendahulukan orang yang lebih tua dalam mengambil makanan.
  3. Ketika makan, nasi diambil sesuap saja dengan tangan kanan.
  4. Setelah ditambah sedikit lauk pauk, nasi dimasukkan ke mulut dengan cara dilempar dalam jarak yang dekat.
  5. Ketika tangan kanan menyuap nasi, tangan kiri telah ada di bawahnya untuk menghindari kemungkinan tercecernya nasi ke dalam piring.
  6. Posisi duduk juga harus tegap atau tidak membungkuk dengan cara bersimpuh (basimpuah) bagi perempuan dan bersila (baselo) bagi laki-laki.
  7. Kemudian setelah selesai, tidak ada lagi nasi yang tersisa di piring, dan makanan yang disediakan wajib dihabiskan.
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 comments:

Post a Comment